Memupuk Mimpi dari Buku Ranah 3 Warna
Kalau anda pernah membaca atau mendengar buku Trilogi Negeri 5 Menara, maka anda mungkin akan cukup
relate dengan tulisan ini. Tahun 2015 saya membaca salah satu buku dari trilogi Negeri 5 Menara berjudul Ranah 3 Warna, adanya buku tersebut sangat membekas bagi diri saya karena dari sanalah tumbuh benih-benih mimpi yang saat ini masih saya pupuk. Sedikit tentang buku ini, buku ini bercerita tentang perjalanan Alif selama masa kuliah. Perjuangan dari mulai bagaimana Alif masuk ke perguruan tinggi negeri di Bandung, hingga bagaimana ia masih memperjuangkan mimpinya untuk terbang ke negeri paman sam. Segala hal dalam cerita ini, kemudian menginspirasi saya untuk berjuang ke luar negeri, dalam program pertukaran atau apapun itu.
Akhirnya semenjak saat itu, saya mencatat mimpi-mimpi saya secara kasar.
"Saya ingin pergi ke luar negeri untuk belajar lebih banyak lagi"
Satu kalimat yang cukup singkat, namun menggambarkan mimpi yang sangat besar bagi saya pada saat itu. Latar belakang saya sebagai keluarga yang berkecukupan, tentunya membuat saya menyadari bahwa untuk pergi belajar ke luar negeri merupakan hal yang mungkin dilakukan dengan uang sendiri. Pada akhirnya, pilihan yang ada bagi saya hanyalah mendapatkan beasiswa. Semenjak SMA, saya sudah mulai mencari-cari banyak sekali informasi mengenai pertukaran pelajar ke luar negeri. Mimpi saya yang besar ini tentunya membutuhkan effort yang sangat banyak.
Sayangnya, saat itu saya belum cukup serius untuk memperjuangkan mimpi-mimpi yang saya miliki ini. Namun sayangnya, perasaan pesimistik yang saya miliki pada masa itu berpengaruh besar terhadap motivasi saya untuk melakukan aksi. Tentu terkadang, akan ada pemikiran-pemikiran seperti.
Kayaknya gak akan bisa deh
Pemikiran tersebut pada akhirnya membentuk rasa malas pada diri saya untuk terus belajar dan mencari tahu. Bagi saya pada saat itu, segala perjuangan akan menjadi sia-sia karena saya bukanlah orang yang cukup pintar hingga dapat bersaing ke luar, atau orang yang cukup kaya untuk bisa ke luar negeri dengan biaya sendiri. Segala pemikiran negatif yang saya miliki di masa lalu, saya terima dengan baik hingga saat ini dan menjadi pembelajaran bagi diri saya.
Berjuang Kembali di Masa Perkuliahan
Beberapa orang mungkin menganggap bahwa masa perkuliahan adalah masa di mana kita bisa bersenang-senang karena dianggap sudah cukup dewasa bertanggung jawab atas kehidupan sendiri. Sejak awal, saya percaya bahwa kampus akan menjadi tempat di mana saya bisa berkembang lebih jauh lagi. Secara berhati-hati, saya memilih lingkungan pertemanan, organisasi, hingga Unit Kegiatan Mahasiswa yang dapat membantu saya berkembang. Tentunya adanya lingkungan kampus dan lingkaran sosial yang baik menjadikan saya lebih terpacu dalam menggapai mimpi yang telah saya lupakan.
Pada awal masa perkuliahan beberapa teman dan kakak tingkat saya pergi ke luar negeri untuk kegiatan volunteer, MUN, dan kegiatan lainnya. Saya pun mencoba untuk mendaftar ke beberapa program yang saat itu memiliki ribuan pendaftar. Sayang tidak satu kalipun saya terpilih untuk menjadi delegasi dari program-program tersebut. Saya sempat berhenti untuk berharap bisa ke luar negeri dan berfokus untuk melakukan penelitian dan menulis. Namun, semangat saya kembali membara ketika pemerintah mengeluarkan program IISMA pada tahun 2021.
Mencoba Peruntungan di IISMA 2022
IISMA atau Indonesia International Student Mobilty Award merupakan salah satu program Kampus Merdeka yang diadakan oleh Kemenristekdikbud. Pada tahun 2021 pemerintah me-launching program kampus merdeka. Terdapat beberapa program unggulan yang mereka miliki adalah IISMA, yang memberikan kesempatan pada mahasiswanya untuk memiliki pengalaman belajar selama satu semester ke luar negeri. Sebenarnya, saya belum memiliki kepercayaan diri yang cukup baik untuk mendaftar program ini. Namun direktorat internasional di kampus mengadakan tes bahasa inggris secara gratis untuk perwakilan mahasiswa di tiap prodi. Tentunya saya tidak mau membuang kesempatan ini dan mengikuti tes PTESOL di balai bahasa UPI. Hasil PTESOL keluar, dan saya mendapatkan skor yang cukup baik.
Beruntungnya, ternyata skor mahasiswa yang mengikuti tes ini kemudian diurutkan dan dipilih sekitar 100 mahasiswa dengan skor tertinggi. Saya sangat bersyukur dan kepercayaan diri saya kembali pada saat itu karena terpilih diantara 100 mahasiswa ini. Akhirnya, saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti tes bahasa inggris Duolingo english test dengan dibiayai oleh universitas. Meskipun hasil test tidak keluar dengan baik dan saya tidak lolos IISMA, namun proses ini kemudian mengembalikan kepercayaan diri saya untuk kembali memperjuangkan segala mimpi saya.
Tawaran Online Course dari Hiroshima University
Saat semangat mengenai IISMA masih membara, prodi saya memberikan tawaran kepada mahasiswanya untuk mengikuti online course dari hiroshima university. Online course ini membawa topik mengenai inclusive education, salah satu topik favorit saya dan menjadi incaran saya untuk belajar lebih banyak kedepannya. Tidak berpikir dua kali, tawaran ini langsung saya terima dengan baik dan saya berkuliah dengan 10 teman lainnya dari Indonesia secara online selama 4 pertemuan. Karena topik yang dibawakan merupakan topik yang sangat saya sukai, saya memerhatikan kelas dengan sangat baik dan sangat aktif selama pembelajaran berlangsung. Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar berinteraksi dengan murid-murid internasional dan meningkatkan kemampuan bahasa inggris saya. Setelah kursus dari Hiroshima University selesai, saya kembali menjalani perkuliahan seperti biasa dan mencoba-coba peruntungan pada program lain.
Telepon Pembawa Kabar
April 2022, saya lupa tepatnya tanggal berapa, namun saya mendapatkan kabar bahwa saya diundang untuk mengikuti program summer school di Jepang selama 10 hari. Pada saat itu perasaan saya campur aduk karena tidak percaya bahwa pada akhirnya, datang masa di mana saya mendapatkan kesempatan untuk berangkat ke luar negeri. Telepon tersebut cukup singkat, namun memberikan makna paling besar dalam hidup saya. Jika anda pernah mendengar kiasan melihat setitik cahaya di ujung terowongan, maka itulah perasaan saya saat mendpatkan kabar ini.
Sebuah proses yang sangat panjang bagi saya, hingga pada akhirnya bisa berada pada titik ini. Seorang sahabat berkata pada saya.
Inilah buah dari perjuangan yang kamu lakukan selama ini, Allah mungkin tidak menjawab doa-doamu secara langsung. Namun dia ingin memberikan waktu bagimu untuk terus berjuang, dan kemudian menjawab segala kerja kerasmu selama ini
Apakah saya pernah membayangkan bahwa saya akan pergi ke Jepang? jawabannya adalah tidak, mimpi paling besar saya yang saya percayai akan tercapai hanyalah bisa pergi study ke negara-negara ASEAN seperti Malaysia atau Singapura saja. Tak pernah sekalipun saya bermimpi untuk dapat pergi lebih jauh daripada itu. Namun tuhan berkata lain, segala perjuangan yang saya lakukan sejak awal, pada akhirnya dibayar dengan kabar bahwa saya akan berangkat ke Jepang, gratis dengan beasiswa yang diberikan oleh JASSO Scholarship!
Komentar
Posting Komentar